Total Tayangan Halaman

Senin

Akibat menjawab "Yang penting hati dulu yang berjilbab"

Akibat menjawab "Yang penting hati dulu yang berjilbab"

Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah.

Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab

”Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab. ”

Sudah banyak orang menanyakan maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama.
Hingga di suatu malam.
Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga.
Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas dipinggir taman.
Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya.
Ia tak sendiri. Ada beberapa wanita disitu yang terlihat juga menikmati keindahan taman.
Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.

“Assalamu'alaikum, saudariku.........."

“Wa'alaikum salam. Selamat datang saudariku”

“Terima kasih. Apakah ini surga?”

Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga ”

“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini. ”

Wanita itu tersenyum lagi
”Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku ?”

“Aku selalu menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah. ”

“Alhamdulillah..”

Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka.
Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di Taman mulai memasukinya satu-persatu.

“Ayo kita ikuti mereka” kata wanita itu setengah berlari.

“ Apa di balik pintu itu?” Katanya sambil mengikuti wanita itu

“ Tentu saja surga saudariku” larinya semakin cepat

“ Tunggu..tunggu aku..”
dia berlari namun tetap tertinggal

Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenym kepadanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak

“Amalan apa yang telah kau lakukan hingga engkau begitu ringan ?”

“Sama dengan engkau saudariku.” jawab wanita itu sambil tersenyum

Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu.
Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu.

“ Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan ?”

Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata

“Apakah kau tak memperhatikan dirimu, apa yang membedakan dengan diriku ?”

Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.

“ Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke Surga-NYa tanpa jilbab menutup auratmu ?”

Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata

”Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai hatimu karena niatmu adlah menghijabi hati.”

Ia tertegun..lalu terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan shalat malam.
Menangis dan menyesali perkataanya dulu.. berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya.


==========================
==========================


Wassalam,
Semoga Bermanfaat ^_^


"Jilbab tidak hanya membuatmu lebih cantik, tapi akan membuatmu lebih mulia dan berharga"

Bilaku Jatuh Cinta

Bilaku Jatuh Cinta

Rabb……

Aku minta izin

Bila suatu saat aku jatuh hati

Jangan biarkan cinta untukMu berkurang

Hingga membuat lalai akan adanya Engkau


 

Rabb……

Aku punya pinta

Bila suatu saat aku jatuh cinta

Penuhilah hatiku dengan bilangan cintaMu yang tak terbatas

Biar rasaku padaMu tetap utuh


 

Rabb…….

Izinkanlah

Bila suatu saat aku jatuh hati

Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasihMu

Dan membuatku semakin mengagumiMu


 

Rabb……

Bila suatu saat aku jatuh hati

Pertemukanlah kami

Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati

CintaMu


 

Rabb……

Pintaku terakhir adalah

Seandainya ku jatuh hati

Jangan pernah kau palingkan wajahMu dariku

Anugerahkanlah aku cintaMu

Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Izinkanlah aku menemui kerinduanku






AKHIR CERITA CINTA

AKHIR CERITA CINTA

Cerpen : Akhir Penantian


Sorak sorai Bazar di kerumunan Anak-anak SMU sekolah bakti telah memenuhi lapangan besarnya, ada yang berteriak, ada yang tertawa, ada yang menggoda teman sekolahnya dan masih banyak lagi.
            Saat itu aku terlihat risih mendengar anak laki-laki yang berteriak tidak jauh di telingaku, aku mencoba menghindar dan sahabatku Suguci menarikku, mencoba menyelamatkanku dari kesumpekan anak laki-laki. Setelah selamat dari kerumunan tadi suguci mencoba mengajakku ke salah satu stand anak SMU bakti
            “ Ris..uummhh,..cobain kebab ini d..lumayan enak!” suguci mencicipinya sambil berusaha mengeluarkan uang dari dompetnya. Aku sempat tertawa melihat tingkah sahabatku ini, sampai akhirnya ku bantu dia mengeluarkan uang dari dompetnya.
            “Ummm..nyum..nyum..Thanks..Ris..”ucap suguci dengan mulut penuh makanan, aduuh..pedes nih, kita ke stand sana yuk, gw mo beli minuman..uusss..hah pedess!!!”
Gelak tawa ku semakin menjadi melihat tingkah dia yang seperti cacing kepanasan. Setelah membeli minuman yang belum diminumnya, Gubrak!! seseorang menabrak suguci, orang tersebut mencoba membantu suguci berdiri lalu meminta maaf.
            “Lo ga apa-apa ci?” Tanya aku
            ”umm..ga apa-apa” jawab suguci
            ”soory ya..gw ngga liat-liat” sapa cowo yang menabrak suguci tadi, cowo yang bermuka arab, putih dan pendek ini membuat suguci terpana sampai tak menjawab pertanyaan cowo itu. Aku mencoba menyenggol pundak suguci agar dia sadar dari keterpesonaannnya
            ”euh? Oh oh iya..gw ngga apa-apa..”
            ”sorry...gw buru-buru mesti siap-siap naik panggung nih,  well uumhh..gw pasti ganti minuman lo, uumhh..tapi ngga sekarang?! Sorry..uummh..gini aja gw undang kalian ke back stage sekitar 20 menitan lagi, lo bilang sm panitia mau ketemu sama Satria ok?!”
            ”Gawsah..ga perlu diganti, ga apa-apa ko..gw bisa beli lagi..”
            ”ya terserah sih..tapi gw bukan cowo yang ngga tau malu lari dari tanggung jawab, apalagi gw udah numpahin minuman lo..ok d..gw tunggu yah, gw pamit?!!” cowo tersebut beranjak ke arah panggung
            ”luchu siih...tapi..”
            ”pendek..” jawab aku
            ”hahaha iya...tapi lumayan juga kalo memang dia ngajak kita ke back stage, siapa tau dia bisa ngenalin kita ke temen-temennya”
            ”idiih..lo..niat amat sih?”
            ”hahaha, abiss..garing juga nih kita Cuma bedua dateng ke Bazar sekolah paling keren di kota Bandung, trus sayang kan kalo kita ngga dapet gebetan disini!”
            ”suguci..ada-ada aja lo..”
            Saat itu aku ngga percaya kalau hari itu adalah awal pertemuanku dengannya, 20 Menit telah berlalu, suguci begitu serius menghitung waktu tiap menitnya
            ”yup..udah 20 menit, tapi..cowo yang tadi ko ngga ada di atas panggung yah? Jangan-jangan dia cuma sok anak band lagi!! Tapi...yuk kita ke back stage!! Namanya..uummmhh...”
            ”Satria!” Jawab aku
            ”Iya itu dia..ayoo..” suguci mengajak aku ke backstage dan mencari cowo yang menabraknya tadi
            ”Permisi mba...saya mau mencari anak band namanya Satria?” tanya suguci pada panitia yang sedang berjaga-jaga dipintu masuk backstage
            ”siapa?” teriak panitia tersebut karena suara sound yang mengalahkan pertanyaan suguci
            ”Satria mba!!!! Anaknya pendek, putih bermuka arab arab gituh!!” suguci mencoba melawan suara soundsystem
            ”Satria?! Nama Band?!!” tanya panitia tersebut, namun suguci nampak terlihat bingung karena cowo yang bernama satria itu tidak memberi tahu nama bandnya
            ”Saya ngga tau mba, tapi dia mengundang kita berdua untuk masuk ke backstage ini!!!” suguci mencoba tetap berteriak melawan suara musik yang ada disampingnya
            ”oooii..lo mesti tau nama band temen lo, percuma kalo lo ngga tau nama bandnya!!” jawab pantia tersebut sambil tersenyum sinis
            ”coba mba yang profesional donk..masa ngga tau nama anak-anak band sih?! Mba ngga gaul nih!!”
            ”Eh ni anak...anak SMP mana sih lo? Kecil-kecil so belagu tau profesional!!” suasana semakin memanas, karena mana mungkin kita yang masih berumur 14 tahun bisa mengalahkan panitia yang berumur 2 tahun diatas kita, tapi tiba-tiba saja ada seseorang yang berteriak
            “ooiii!!!” ternyata itu satria mencoba memanggil kita, dan berusaha memberi pengertian pada panitia tersebut, sampai akhirnya kita berdua diperbolehkannya masuk.
            “hahaha sory..tadi gw lupa ngasih tau nama band gw..”
            ”ga apa-apa...btw..kenalin gw suguci dan dia temen gw Arissa panggil aja gw uci dan dia Risaa!!” suguci mencoba memperkenalkan diri
            ”ok ok ok..gw satria, gw disini mo manggung tapi waktunya di undur  setelah 2 band yang akan tampil nanti, btw..lo anak SMA sini?” tanya satria
            ”bukan..gw Anak SMP As-salam,kelas 3!  lo?”
            “ooh..ternyata lo masih SMP ya hahha tapi badan kalian boross hahaha becanda!! Kirain lo anak SMA sini..Gw SMA Al-azhar kelas 2!”
            ”oohh...ternyata lo anak SMA ya hahaha tapi badan lo Bogel hahahah becanda!!” balas suguci, terlihat satria aga kesal
            ”btw..lo mau gw...” belum juga satria selesai berbicara
            ”sat..kenalin gw sama temen2 SMA lo donk?”
            ”maksud gw itu..kalian mau gw kenalin temen-temen band gw gaa??, tapi imbalannya  lo kenalin sama anak-anak cheerleaders anak sini gimana? hehe!”
            ”yee..ada maunya, tapi lo bruntung siih.. ada beberapa yang gw kenal ko..!” aku trelihat bingung sejak kapan suguci punya temen cherrleaders, suguci terlihat sangat bersemangat lalu mengedipkan matanya padaku menandakan aku harus ikut-ikut bohong, lalu kitapun berjalan mengikuti satria ke tempat teman-temannya.
            ”Guys..gw kenalin temen yang baru gw kenal nih!!” satria mencoba memperkenalkan aku dan suguci
            ”gw suguci, tadi satria nabrak gw sampai minuman gw jatuh..bilangnya sih mo gantiin gitu tapi sampe sekarang ngga tuh!” spontan temen-teman satria menertawakn satria, satria terlihat malu dan kesal
            ”hah..ni cewe bawel juga yah..ntar gw ganti d!!”
            ”hei..gw Aldi” terlihat cowo berbadan jangkung bermuka oriental, dia terlihat suka pada suguci
            ”Gw..Oyib” cowo yang berkacamata tebal dan berambut kriting tebal ini mencoba tersyum padaku ramah
”hah?! Oyib?? Mirip bang Toyib ga pulang-pulang donk hehehe...”tawa suguci
“yup..lo orang ke 438 yang bilang mirip bang toyib!”
” hehehe sorry gw becanda,niat banget sampe dihitung segala..sampai 438?!”
”yup..termasuk guru-guru gw dari SD sampai skarng..”jawab oyib santai
”ooohhh...kenalin ini temen gw Arissa”
            ”hei..gw Arissa..” aku mencoba memperkenalkan diri, aldi dan oyib terlihat ramah sekali. Namun tiba-tiba saja seseorang menabrak aku dari belakang, sampai aku hampir terjatuh
            ”ups..sorry..ooiii guys!!! Bad news again!!” tanpa melihat sedikitpun, cowo itu membelakangiku sehingga pemandanganku tertutup olehnya, aku mencoba sabar
            “apaan?!” Tanya satria dan yang lainnya
            ”band kita di majuin lagi, setelah band yg ini tampil!”
            ”apa?!!! Kenapa mendadak terus sih pengumumannya?!!! Tadi di mundurin, sekarng dimajuin gimana sih!!”salah satu dari mereka terlihat kesal
            ”tapi smua persiapan udah siap kan diatas panggung?!” tanya cowo yang menubrukku
            ”udah sih..lagian smua udah di chek tinggal pakai” jawab satria
            ”baguss..lo emang hebat sat!!!” cowo itu mengacak-acak rambut satria
            “aaahh…kebiasaan lo!! rambut gw ancur niih!!!” satria kesal
            “ehem..” suguci mencoba menarik perhatian mereka
            “o iyah..gw lupa gw mo ngenalin lo sama temen baru kita nih..” ucap satria
            ”oh..siapa?” tanya cowo mencoba mencari orang yang akan dikenalkan temannya
            ”kenalin dia suguci” satria memperkenalkan suguci, ketika giliran akan memperkenalkan aku
            ”dan..yang satunya lagi..dia..Arissa..”satria mencoba mencari aku
            ”Mana?” tanya cowo tersebut
            ”kenalin gw Arissa yang hampir aja lo buat jatuh..” aku memperkenalkan diri dengan nada kesal. Lalu cowo tersebut membalikkan badannya dan tertawa geli
            ”hahaha sorry..sorry..sumpah gw ngga liat lo, tadi gw keburu-buru” cowo tersebut mengangkat tangannya dan memperkenalkan diri
            ”gw Raffi” saat pertama aku bertemu dengannya, aku tidak sedikitpun merasakan getaran sedikit dalam hati ini, tiba-tiba saja kita sangat cocok dalam membahas banyak hal. Awalnya dia meminta No Ponsel aku, sampai akhirnya kita cukup sering saling menghubungi. Ada yang aneh dalam pertemanan kita, meskipun kita sering berbincang-bincang lewat Ponsel, kita tidak pernah sekalipun bertemu, selain kita masing-masing ternyata sudah memiliki pacar saat itu, kita tidak pernah menceritakan masalah pribadi kita selain banyak hal yang selalu bikin kita ketawa. Sampai suatu hari, tepatnya ketika kita mulai sibuk dengan sekolah kita, frekwensi kita berkomunikasi mulai berkurang, tak jarang aku menghubungi ponselnya dalam keadaan mati, dan ketka ku hubungi lewat rumahnya pun dia selalu tak ada dirumah. Sampai akhirnya dengan masalah-malash yang terjadi dalam kehidupanku akupun mengganti no ponsel ku dan sibuk dengan urusan sekolah SMA ku.
            Dunia memang sempit, teman sekelas ku yang ternyata tinggal tak jauh dirumah raffi ternyata mengenalnya, dan sampai akhirnya hubungan komunikasi kita mulai membaik, Raffi bercerita soal kesibukan dia mulai dari akhir SMA sampai sekarang dia kuliah, dan aku tak berani menanyakan soal kita yang kehilangan komunikasi selain pertanyaan kabarnya. Berbeda dengan dulu kami tak sesering berkomunikasi, karena kesibukan aku yang cukup sibuk jadi tak ada waktu untuk menghubungi dia. Dalam waktu yang lama, sekalinya raffi menghubungi melalui telfon rumah, aku pasti ingat akan suaranya, dengan suara yang tak pernah sekalipun terdengar lemah aku pasti langsung tau bahwa suara itu pasti suara raffi. Bagi ku raffi teman yang tak pernah memperlihatkan kelemahannya, dia selalu tertawa ada saja kata-kata konyol yang keluar dari mulutnya. dia selalu bikin aku tertawa terbahak-bahak, tak jarang aku membalasnya dengan candaan yang bikin dia tertawa juga. Saat itu aku mencoba menjaga hati ini, meskipun komunikasi kita pasti akan kembali hilang, aku mencoba mulai terbiasa dengan pertemanan yang aku anggap cukup aneh. Selama beberapa tahun kita tak pernah sekalipun bertemu, dan aku tak pernah ingin menanyakan atau mengajaknya untuk bertemu. Aku sangat nyaman menganggap dia sebagai teman cowo yang bikin aku terhibur, begitu banyak kesamaan-kesamaan kita, cara bercanda kita yang buat kita sering tertawa, maka dari itu aku berfikir mungkin lebih baik keadaan kita seperti ini selamanya. Frekwensi kita berkomunikasi pun semakin berkurang, dalam satu tahun mungkin hanya 5 atau 8 kali kita berkomunikasi dengan no ponsel yang berbeda.

            Di satu ruangan aula yang besar, aku duduk menunggu nama ku dipanggil oleh panitia Registrasi mahasiswa baru. Aku dan temanku maia mencoba menunggu dengan sabar sambil bermimpi bagaimana awal kisah percintaan kita di masa Kuliah ini, tak henti-hentinya kita berangan-angan dan saling mengejek sambil menunggu nama kita dipanggil dari ratusan calon mahasiswa yang sedang berada di dalam satu ruangan itu.
            ”Rissa Aurel zahra mokodompit fakultas hukum! ” teriak seorang panitia, sambil merapihkan berkas-berkas yang di mejanya, spontan aku berdiri dan menuju meja panitia tersebut.
            ”silahkan dukuk” sapa panitia
            ”terima kasih pa” jawab ku
            ”bawa persyaratan yang harus dibawa?’ tanyanya, aku langsung mengeluarkan berkas persyaratan yang harus di bawa, tak lebih dari 15 menit urusan registrasi pun  selesai, lalu aku menunggu temanku maia untuk dipanggil oleh panitia tersebut.
            ”Maia Haisbuntaro!” tak lama dari aku maia pun dipanggilnya.

            Malam menunjukkan pukul jam 8 malem, telfon dirumah ku berdering dan tak ada yang mengangkatnya, sampai aku angkat
            ”halo”
            ”halo, bisa bicara dengan risa?”tanya orang tersebut
            ”dari siapa?” jawabku
            ”dari temannya..”
            ”iya siapa...??”
            ”dari temannya..” aku mencoba menerka siapa orang yang ingin berbicara denganku, sampai akhirnya aku ingat suara khas ini
            ”dasar, temen yang ngga tau malu kaya lo Cuma satu orang, raffi!”
            ”eh..lo riss..inget juga nama gw hehehe..pakabar lo?”
            ”baik jelek..pakabarnya lo?’
            ”baik juga..”
            ”waah..ada angin apa nih lo telfon gw, biasanya telfon gw kalo perlu hiburan aja nih!!”
            ”hahahaha angin ribut!jangan gitu donk..lo kan orang yang paling asik gw godain...”
            ”ya itu dia ..gw merasa terganggu sama lo..”
            ”yah gimana donk hobby ganggu lo udah mendarah daging didiri gw..”
            ”dasarr...kutu..kutu..”
            ”btw..oncom lo kuliah dimana?”
            ”ga perlu tau, bukan urusan lo..”
            ”Halaah..lo masuk Universitas Parahyangan kan..
”sok tau..”
”gw tau lagi, gw kan peramal, uumm..coba gw tebak, hari ini lo pergi ke Universitas Parahyangan, pake jeans...kaos t-shirt warna coklat, pake tas warna coklat,rambut lo di iket dan mata lo pake softlens coklat!! Benerkan tebakan gw?!! Oh iya lo pergi ke sana barenk temen lo yang namanya..uumm..uumm..siapa ya..ummm..
            ”ummh..mmbe,,mbe kalii..” potong aku, sambil tak percaya apa yang diceritakannya bahwa tadi siang kita bertemu tanpa aku mengetahui sosok dia selama 4 tahun ini. Padahal begitu penasarannya aku ingin melihatnya raffi yang sekarang.
            ”hahaha..iya mbe!!”
            ”kenapa lo mata-matain gw?”
            ”ternyata bener ya tebakan gw?!”
            ”lo pake dukun apa sih?”
            ”dukun cinta hehe”
            ”wah wah..lo mau melet gw y?”
            ”ennak aja, ga perlu melet lo udah suka sama gw! Hahaha”
            ”hah?!! Maksud lo?!!” setiap aku menerima telfon darinya, suara raffi selalu terdengar senang, ngga pernah sekalipun selama aku mengenalnya suara dia terdengar seperti tertimpa masalah.
            ”btw..ko lo tau gw masuk Unpar?’aku cukup penasaran
            ”gw kan masuk sana juga com!”
            ”hah?! Maksud lo, lo daftar ke masuk Unpar juga? Memang kuliah lo yang sebelumnya?”
            ”hehe keluar...”
            ”aakkh..lo kena masalah y? DO bawa kabur anak orang lain kaliii..atau kena grebek pesta sabu lo ahahahaha”
            ”sialan lo..parah benner!! Ngga lah..gw ngga pernah kuliah krna fokus sama band taun-taun kemaren!!”
            ”ooh..gw pikir lo ngamilin anak orang   hahaha”
            ”gilaa lo com!! Ya..gw sih pengennya ngawinin lo, tapi lo terlalu jual mahal! Hahaha”
            ”weks..mana mau gw..!!!”
            ”hehehe..iya intinya itu com, gw pengen kuliah lagi dengan masuk Unpar, kan kite bisa ketemuan ntar!!”
            ”aiihh..matii ogah deh gw!!” aku mencoba menolak meskipun dalam hati kecil ini aku penasaran sekali ingin melihat dirinya.
            ”aah..ntar lo nyesel lagi..”
            ”ngga akan lah..gada untungnya kali liat lo...yang ada kalo kita dipertemukan, seantero kampus rame orang jelek ketemu cewe cantik!! Orang jelek ketemu cewe cantik!! Hahahaha”
            ”anjriit...sialan lo com!”
            ”hahahaha...jadi..jadi tadi siang lo liat gw donk?”
            ”iya oncom..ternyata lo..”
            ”cantik juga kan..??? keren kan..??? seksi kan..??? hahahha”
            ”wah parah nih..penyakit narsisnya masih kumat! Salah..ternyata lo kurus banget yah, hidup lagi..”
            ”kurang ajar!!! aakkhh...lo jangan membohongi hati kecil lo d..sbenernya lo terpesona gitu kan, liat rissa selama bertahun-tahun tak berjumpa telah menjadi kupu-kupu indah hahaha”
            ”weks..bener nih orang!! Narsisss...”
            ”hehhe biarin!! Btw..lo masuk fakultas hukum juga donk kalo ada diruangan itu?”
            ”iyee...bawel..”
            ”kelas apa?”
            ”aaahh..tuhkaaan..lo emang mau ketemu gw siih..ampe tanya gw kebagian kelas apa! Hehehe hayo ngaku loh!!”
            ”idiih..ngga jadi deh! Ga perlu!!”
            ”hahahaha jangan membohongi hati kecil deh..lagian lo pasti susah”
”maksudnya?”
”hahaha hebat deh..kalo lo bisa nyari gw!!”
”HA..HA..HA..ngga perlu!!!”malam itu kita ngga henti-hentinya saling memojokkan, mengejek, tertawa, sampai makan malamku pun ku lewati karena terlalu asik berbincang dengannya. Aku pun membayangkan aku pasti bisa melihatnya, suara dia yang selalu terdengar ceria pasti sosok dia selalu tersenyum pada semua orang pikirku, meskipun aku sangat penasaran dengan kata-kata dia yang sok kegantengan dan kalau memang tidak kenyataanya aku pasti akan menertawakannya, puas bahwa aku bisa melihatnya, maka dari itu mungkin aku harus sedikit berusaha mencari nama dan kelasnya di bagian administrasi.

            Di lorong kuliah yang cukup panjang, aku mencoba mencari nama Raffi, aku sangat kesal ternyata bagian administrasi tak mau memberi tahu dan menyuruhku mencarinya sendiri.
            ”Raffi..raffi...”mataku naik turun mencoba mencari nama dikertas yang tertempel di depan pintu masuk, dimana isinya pembagian kelas calon mahasiswa seminggu ini masih tertempel..
            ”ris..di kelas sebelah juga ngga ada, kayanya masih kelas yang satunya lagi d..”ucap maia
            ”iya nih..disini juga ngga ada..yuk kita kekelas berikutnya!” aku mengajak maia
            ”aaa...ada ada ada!!!”teriak maia, aku menghampirinya sambil menutup mulutnya
            ”ssstt..suara lo kecilin, kalo memang ternyata dia ada dikelas ini gw bisa malu karena ternyata gw pengen..tau dia..”
            ”hei!!!” seseorang mengagetkan aku
            ”Lingga?!!!” damn! Pikirku, aku bertemu orang yang paling ngga mau aku temui, sudah seminggu ini dia mengejarku karena ingin menjadi pacarku
            ”ngapain disini? Ooh..pasti mau kasih jawaban soal pernyataan gw 4 hari yang lalu ya?”
            ”hehehehe btw lo dikelas sini?”
            ”iya say..ko lo baru tau?’
            ”hehehehe....no comment”aku mencoba fokus kembali pada kertas yang tertempel di depan pintu, dan betapa kagetnya yang bernama Raffi ada 3 orang?? Ternyata beruntung juga mempunyai teman yang berotak cerdas, maia dengan insiatifnya menulis ketiga nama Raffi dengan nomor registrasi mahasiswa, setelah ditulisnya aku berpamitan pada Lingga, meskipun agak-agak susah.
            ”pertama...Raffi Ahmaddijaya, kedua M. Raffi Harisyobar Sugontoro, ketiga Raffi kania, diantara ketiga ini pasti raffi temen lo riss” maia mencoba menebak-nebak sambil memotong bakso yang ada dihadapannya.
            ”tapi gimana caranya tuk tau kalo orang itu raffi mai?” tanyaku
            ”lo gimana siih..coba lo tanya temen lo waktu SMP dulu, siapa tau dia masih inget ciri-ciri si raffi!”
            ”maksud lo suguci?”
            ”iya!”
            ”otak lo memang cerdas mai!!” akupun mencoba mencari nama suguci di ponselku sampai terdengar suara suguci
            ”ci ini gw rissa, to the point aja d..lo masih inget temen kita yang namanya satria kan? Iya..satria yang pendek-pendek itu, anak band yang dulu pernah nabrak lo di Bazzar SMP Bakti sampai dia ngenalin kita sama temen-temennya? Lo masih ingetkan? Iya bettull..lo masih inget sama yang namanya raffi? Iya dia yang nabrak gw juga! Lo masih inget ciri-ciri mukanya? Uummh..ha’ah...Hah??? lo ngga inget juga? Payah lo!! Hehehe sama gw juga! Hah dia tinggi? Standar lah..cowo emang segituan kalee!! Ok d..iya..iya..ok bye..”
            ”tinggi..?” tanya maia
            ”standar mai 170an..”
            ”ciri-ciri laen?
            ”ngga ada...”
            ”yaaaah...”

Terik matahari hampir membuatku pingsan, orang yang aku tunggu masih belum terlihat batang hidungnya.
            ”Arissaaa!!!”teriak temanku yang dari tadi aku tunggu
            ”viona, lama banget sih?’
            ”hehe sorry..cowo gw nih..lambreta”sambil menunjuk cowo nya yang sedang sibuk membetulkan pintu mobilnya.
            ”di kelas lo yang namanya raffi ada 3 orangkan?” tanyaku
            ”uummh..iyaya..setau gw, 2 orang deh..”
            ”tapi lo yakin kenal sama semua temen kelas lo?”
            ”iyalah..semua cowo dikelas ngga ada yang ngga gw kenal! Hehe yang mau lo cari itu raffi ya? Yang gw tau..raffi itu ada 2 orang, yang satu cowo yang satu cewe!”
            ”hah? Cewe?? Yang namanya raffi?”
            ”iya..kalo ngga salah raffi kania!!”
            ”uummh..trus yang satu lagi raffi apa?”
            ”uumm..raffi..apa ya..aduuh gw lupa nih, kita masuk kelas gw yuks..tinggal satu jam lagi mata kuliah Pancasila masuk!!” viona memaksaku masuk kekelasnya sambil menunggu.
            ”ris..memangnya ada apa dengan Raffi? Lo pernah pacaran sama dia?”
            ”engga siih..gw kenal sama raffi itu udah lama banget, tapi udah hampir 4 tahun lebih gw ngga pernah liat dia..”
            ”uummh..jadi pacar ketemu gede ya? Hahaha”
            ”bukan! Ini sebuah permainan siih..kalo gw bisa tau dia yang sekarang berarti gw menang!”
            ”memangnya...lo kapan terakhir liat dia?”
            ”sejak pertama kali kenalan!”
            ”hah?? Jadi selama lo kenal lo belum pernah liat dia lagi?”
            ”iya..tapi kadang-kadang kita masih komunikasi.”
            ”uuuh..so sweet banget siih...”
            ”huuh sama sekali engga!! BT nya gw..dari sekian taun kita ngga ketemu, waktu registrasi masuk sini dia udah pernah lihat gw! Sementara gw???”
            ”hahahaha romantis riss..ayo semangat!! Gw yakin raffi yang mau gw tunjukin ini pasti raffi lo!! Eh..eh..eh tuh raffi!!” tunjuk viona pada seseorang yang berambut botak, tinggi, putih yang sedang mencari tempat duduk
            ”raffi!!!” panggil viona, saat viona memanggilnya hatiku berdetak kencang, aku bingung apa yang harus aku katakan nanti, apa harus tertawa bahwa itu adalah kemenanganku, atau mengejeknya meskipun cowo yang sedang berjalan ke arahku ini terlihat tampan, aku bingung
            ”raffi???” tanya viona
            ”iya?” jawab raffi sambil menyimpan tasnya dimeja yang berada disampingnya
            ”raffi ada yang mau ketemu lo!”
            ”siapa?” tanya raffi, lho ko cowo itu tanya siapa, bukannya raffi yang aku kenal sudah mengetahui aku yang sekarang
            ”lho..emang lo ngga kenal sama dia?” viona menunjuk padaku
            ”siapa?”
            ”hei..kenalin gw Bella” aku mencoba memperkenalkan diri, meskipun viona terlihat bingung mengapa aku harus berbohong dengan namaku
            ”ohh..gw raffi” jawab cowo tersebut dengan dingin, Beda! Teriakku dalam hati, raffi yang gw kenal ramah! Suara dia bagai petasan yang selalu membuat aku ingin tertawa. Dia bukan raffi yang aku cari
            ”ummh..ok d..raff, Bella..gw ke toilet dulu ya!” viona berusaha menghindar. Sementara aku bingung harus berbicara apa, karena tau soal raffi yang satu ini pun aku tak tau, tapi tiba-tiba saja raffi yang dingin ini mengatakan sesuatu
            ”nama lo bella ya? Mirip kucing kesayangan adik gw..”
            ”hah? Oh ya..tapi ko muka lo langsung berubah musem gitu?”tanya ku
            ”dia mati seminggu yang lalu..”
            ”uumhh..oooh..gw ikut sedih, btw gw masuk kelas gw dulu y? Lagian bentar lagi kelas lo dah hampir mulai belajar kan..” gw mencoba berdiri berpamitan
            ”oh..ok deh..tapi bell” panggil rafii
            ”oh ya knapa?’
            ”sebenernya keperluan lo nyari gw?
            ”ooh..umm..gw salah orang hehe”
”kalo gituu...boleh kita berteman?”
”tentu aja boleh..”aku tersenyum
            ”thanks” jawab nya senyum, dan aku kaget, ternyata es yang ada di mukanya mencair meretakkan hati, membuat aku terpesona aku teriak dalam hati luchuuuuuu. Namun aku harus mencoba terus fokus dengan pencarianku, aku bingung harus mencari raffi yang satu kemana lagi.
            Dengan berjalannya waktu aku mundur dengan pencarianku, selain dia tidak pernah menghubungi ku lagi, juga karna ternyata raffi yang aku kenal jarang sekali masuk kuliah. Mengenai raffi yang satunya lagi, aku sempat menjadi pacarnya dan aku memberitahu soal nama asli ku dan dia hanya tertawa, perjalanan kisah cinta ku dengan raffi ini hanya berjalan 2 tahun, karena dia harus pindah kuliah ke Amerika ikut dengan orangtuanya yang bekerja. Cukup sedih juga...dan memang harus jalannya aku dan raffi kehilangan kontak dan tidak pernah saling berhubungan lagi.

            Suasana kuliah pagi itu membuat kram perut ku tak henti-hentinya menguras tenagaku, aku kesakitan sampai keringat dingin membasahi rambutku. Teman-teman disampingku sudah mengkhawatirkanku
            ”Riss...lo minta izin aja deh sama dosen?”
            ”tapi..lo tau sendiri mata kuliah ini penting banget buat nilai IPK gw..mana dosennya galak lagi..”
            ”udahlah..sekarang lo pentingin perut lo yang kram tuh..kalo lo bilang pasti dosen juga mau ngerti...”
            ”iya siiih..tapi..aduuuh..sakiit banget...hiks..ga kuat gw...”
            ”tumben lo dapet mulesnya separah ini?”
            ”iya nih..tumben-tumben..aduuuh sakiiiiit...”
            ”Yawdah deh..gw yang bilang sama dosen yah?”
            ”eh ntar dulu...biar gw aja yang kedepan..”
            ”ati-ati riss...” aku mencoba berdiri sambil menahan rasa sakit ku yang luar biasa ini, aku berjalan pelan-pelan mendekati meja dosen yang sedang membuka buku untuk presentasinya
            ”pak...saya minta izin..perut saya kram” dosen berkacamata itu melihatku dengan mata curiga, dan memperhatikan muka ku yang terlihat menahan rasa sakit
            ”silahkan..” untungnya dosen tersebut mengizinkanku, aku mencoba berjalan mendekati pintu keluar, entah kenapa baru saja membuka pintu tersebut aku terjatuh pingsan, dan yang aku ingat ada lelaki yang menggendongku. Saat sadar aku sedang ada didalam mobil seseorang aku mencoba duduk dan ku lihat seorang perempuan sedang duduk didepan dan disamping seorang lelaki yang sedang menyetir mobil yang aku tumpangi.
            ”loh..dah bangun riss? Lo dah mendingan?” tanya perempuan tersebut, aku mencoba duduk dengan benar dan ternyata itu suara viona
            ”eh elu vi...gw...”
            ”Iya..lo pingsan, kebetulan cowo gw lagi duduk di depan pintu, kebetulan setelah kelas lo yang masuk giliran kelas kita yang masuk kelas itu..”
            ”uummh..terus yang bawa gw?’
            ”hehehe cowo gw...”
            ”ringan juga lo riss” ejek simon laki-laki yang sdang menyetir itu.
            ”thanks y mon...”
            ”memangnya lo knapa sih?”
            ”perut gw kram..tumben juga siih...”
            ”yawdah..ntar lo ke dokter yah, tadi orang tua lo dah gw telfon”
            ”ok..thanks ya vi..mon..”
            “iya sama-sama..”

            Kehidupan aku berlanjut seperti biasanya kisah cinta yang bahagia, rumit, sedih, perjuangan tugas akhir kuliah yang melelahkan dan lulus dengan IPK yang cukup bagus yaitu 3.6 orangtua ku juga sangat puas dengan hasil kerja keras ku ini. Dan satu perubahan dalam hidupku yaitu aku memutuskan untuk berkerudung karena pengalaman hidup ku.

            Malam itu aku sedang membuat surat lamaran pekerjaan untuk suatu perusahaan, tiba-tiba saja telfun rumah berdering dan tak ada satupun yang mengangkatnya, aku heran dan melihat ternyata adikku sudah tertidur pulas, aku pun mencoba mengangkatnya.
            ”Haloo..”
            ”iya halo..bisa bicara dengan Arissa”
            ”dari siapa nih?” tanyaku penasaran
            ”dari temannya mba..” spontan aku langsung mengenal suaranya
            ”raffi?” tebak aku
            ”arissa? Hahahhaha suara lo ko kolot gitu sih dah tua lo!!!” seperti biasa ejekan-ejekan dia membuat aku terhibur
            ”kemana aja lo? Seperti biasa hilang di telan Bumi!!”
            ”hehehe sibuk jadi Artis!! Hehehe pakabar lo?”
            ”Alhamdulillah baik..lo gimana?”
            ”gw juga baik..udah lulus lo?”
            ”udah donk...”
            ”waaah hebat, dah kerja?”
            ”uummh..lagi usaha nyari”
            ”masukin ke perushaan gw aja!”
            ”lho..katanay artis, tapi ko kerja jadi karyawan juga..”
            ”eehh..pasif income buu!!”
            ”uumhh..trus kuliah lo gimana?”
            ”hehehe kacau dah..mending nyari duit aja!”
            “dasar!!!” namun tiba –tiba saja raffi menanyakan sesuatu yang tidak pernah ditanyakannya selama kita berteman
            ”btw..lo dah punya cowo?”
            ”hah? Knapa lo tanya-tanya? Kalo iya knapa kalo belum knapa?”
            ”aaahkkk payah lo ngga laku kaliii...umur lo berapa sih?” ejek raffi
            ”23 tahun kenapa memang?”
            ”dah dead line tuh!!!”
            ”sialan lo...lo sndiri dah punya cewe blum?”
            ”hahaha udah dooonk...”
            ”kasian cewe lo yah..musibah buat dia!”
            “hohoho engga lah..buktinya gw pacaran sama dia dah bertahun-tahun!”
            ”oh ya..dari jaman kita kenalan?” aku mencoba menebak
            ”iya! Hebatkan!” ketika aku mendengar itu aku yakin raffi memang menganggap ku cuma sebagai adik saja ngga lebih, pikirku mungkin dia menghubungiku hanya untuk refreshing, yaah..saat itupun aku pupus aku memnag tidak bisa bertemu dnegannya, karna dia sibuk dengan kerjaan dan pacarnya. Malam itu seperti malam yang panjang, selama beberpa tahun kita tidak berbincang-bincang, begitu banyak yang kita bahas. Aku pun sudah terbiasa malam itu hanya sesaat karna besok dan entah menunggu beberapa tahun lagi dia akan menghubungiku sampai waktunya dia menikah dan meninggalkan aku selamanya.
            Umur ku sudah beranjak 24 tahun, aku sibuk dengan pekerjaanku. Sudah satu tahun aku menghitung bahwa raffi tidak menghubungiku lagi aku berfikir dia sudah menikah dan akupun sudah mencoba serius dengan hubungan yang aku jalani saat ini.
            Hari minggu sore aku sedang asik makan makanan kesukaan ku, telfon rumah berdering aku terpaksa berjalan ke tempat telfun rumah berada, karena keluarga ku sedang berlibur ke rumah saudara, sementara aku sendirian di rumah.
            ”Hallo assalamualaikum...”
            ”iya waalaikumsalam..bisa bicara dengan arissa?” seorang cowo menanyakanku
            ”iya dengan siapa yah?’
            ”dengan temannya buu..”
            ”iya dengan siapa?”
            ”dari temen kuliahnya buu..” aku mencoba mengingat suara ini, dan betapa kagetnya ketika tau bahwa itu suara dia
            ”yayaya...apakabar rafiii?” tanyaku
            ”arissaa? Hahahaha suara lo ko kaya ibu-ibu sih?”
            ”sialan lo..”
            ”hahaha pakabar bu?’
            ”baik..alhamdulillah, lo pakabarnya?’
            ”baik juga, eh no hp lo brp?”
            “memang knapa tanya2 hp gw?”
            ”gw pengen cerita niiih...mo denger ngga looo” akupun memberitahunya. Ponsel ku pun berbunyi
            ”iya jelek!!” aku mengangkatnya
            ”hehehe gimana lo dah kerja dimana?”
            ”pengen tau aja lo..ntar minta traktirannya lagi!”
            ”hehehe tau aja lo, gimana kapan kawin?”
            ”yaelah..katanya mo curhat”
            ”iya gampanglah...kapan lo merit?’
            ”insya Allah..semua ada waktunya ko..”
            ”uummh..BT nih gw..cewe gw kayanya lagi deket sama cowo laen d..”
            ”hahahha kasian, memang cewe lo dimana?”
            ”dia pindah ke Bali kerja disana” Saat itu dia meminta saran soal hubungannya, dan aku mencoba memberi jalan keluarnya. Yang tidak aku kira adalah frekwensi komukasi kita lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Tak lebih dari 4 kali dalam satu hari dia menghubungiku, dan tak lebih dari 3 kali dalam seminggu dia memcoba menceritakan kisah hubungannya. Sampai akhirnya dia memutuskan hubungannya yang dia jalin selama hampir 10 tahun itu. Soal hubungan yang aku jalani pun putus di tengah jalan, entah kenapa saat itu kita sama-sama kecewa dengan pasangan kita masing-masing, dan menganggapnya suatu pengalaman hidup. Dengan berjalannya sebulan dua bulan dia bisa melihatku di suatu situs Friendster dan Face book, dimana dia bisa melihat foto ku yang terbaru, dia pun mengatakan ada perubahan dalam diriku yang sudah bertahun-tahun tak melihatku.
            ”Muka lo cakep juga com!!” raffi mengejekku dengan sebutan oncom
            ”hahahaha yaiyalh..lo baru sadar siih..”
            ”iya padahal dulu lo jelek banget..”
            ”uummhh..sebenrnya itu semua trik foto sih..”
            ”eeuuh..pantesan, beda baget..”
            ”lu mah curang trus kapan gw bisa liat muka lo?”
            ”whahahaha tenang-tenang...ngga sekarang!”
            ”padahal gw udah lupa sama muka lo, sama seklai ngga inget..”
            ”ciee..kasian lo, semua itu ada waktunya ko..”
            ”aahh..bilang aja lo minder karna muka lo memang jelek kan..hayoo”
            ”eeh belum tau aja lo..kalo lo liat , gw takut..”
            “takut gw lari ketakutan?!!”
            “bukan takut lo jatuh cinta sama gw..”
            ”weks..enggalah gila lo..mana mungkin gw jatuh cinta sama lo”
            ”yakiiin...”
            ”aah..lo banyak basa basi nya niih...”
            ”hehehe..semenjak kapan lo berkerudung”
”dah hampir satu tahun laah...”
”bagus-baguss..” selama kita mulai berkomunikasi lagi, setiap kita membahas soal hubungan dia dengan mantannya yang berada di bali, suara dia berubah serius..dan aku merasakan dia masih mengharapkannya, dan ketika aku menyuruhnya untuk menerima telfun dari mantannya dia selalu mencoba menolak dan tidak pernah mengangkatnya. Aku menyebut dia munafik karena telah membohongi perasaannya, namun dia selalu ingin konsisten dengan janjinya yang ingin melupakannya dan berjanji tidak akan menghubunginya maupun menerima telfon dari mantannya tersebut. Aku sadar aku ngga bisa mengganti mantannya tersebut di hatinya. Perasaan rindu ini sempat membuat aku tersiksa dan penasaran yang luar biasa ingin mengetahui sosoknya sekarang. Tak jarang dari obrolan kita, baik itu aku atau raffi secara tak langsung kita mempunyai perasaan lebih meskipun dengan cara bercanda sambil mengejek. Tak cukup sering aku baik dia mulai berani menyatakan kangen meskipun dengan cara bercanda dan mengejek, selain itu juga aku selalu memotivasi dia untuk terus maju dalam pekerjaannya. Aku tau cinta ngga harus memiliki, pertemanan ini sudah cukup membuat aku senang. Sekali-sekali dia selalu mengucapkan berterima kasih kaerna semangat hidup dia kembali lagi, aku pun senang sebagai temannya bisa membuat dia kembali seperti dulu. Pernah suatu hari selama 3 hari ponsel dia tidak bisa aku hubungi, aku sempat kesal tapi aku merasa aku bukan siapa-siapanya dia dan aku mulai bertekad kalau memang jalanya aku tidak berhubungan dia lagi dan ketika kita berhubungan lagi aku tidka akan penasaran mengenai sosok dia yang sekarang, aku tidak mengharapkan bisa melihat dia lagi. Tapi beberpa hari kemudian dia menghubungiku dan memberi tahu alasannya mengapa ponselnya tidak aktiv. Hubungan kita pun berjalan dengan baik. Aku pun sempat tak mau menerima karena dia selalu mengatakan bahwa kebiasaan, kesukaan, keinginan, aku hampir semua mirip dengan mantannya. Aku pun mengerti sekarang sampai kapanpun dia akan terus dibayang-bayangi oleh mantannya, dan akupun mencoba untuk mengerti.

 Sampai suatu hari seperti kena petir di siang bolong, raffi mengajak bertemu.
”Hah??? Ngga salah lo???”
”beneran, gw kasian sama fans gw ini yang ngebet pngen ketemu gw..”
”ennak aja..gw dah lama ko ngga minta pengen ketemu, uummh..aaahh bilang aja lo pengen melepas rindu, makanya pengen kita ketemu kan hayooo..hehehe”
”jadi ngga mau nih?”
”eh ntar dulu...yawda d..kapan?”
”hahahhaha tuh kan..memang lo tuh bikin ngeggemesin deh!”
”aaah bawel kapan? Dimana?
”gimana kalau di PVJ, di Cafe Olala jam 3 sore?’
”uummh..jam 3 sore ya....gw usahain ya!”
“lho..bukannya jam segitun lo udah bebas kan?’
”iya siiih..tapi lo tau sendiri jadi sekretaris ketika boss nya perlu bantuan kan mesti langsung ada!”
”yah kaya begini nih..jadi OB perushaan besar hahahahha!”
”sialan lo..” aku sangat senang mendengarnya, bertahun-tahun kita cuma bisa berbicara lewat telfon akhirnya dia mengajak bertemu

”uummhh..ok, kunci kantor, agenda, komputer, fax, semuanya sudah rapiih..” sore itu hati aku tak henti-hentinya berdetak kencang, apa yang harus aku katakan nanti ketika bertemu dengannya, aku takut mati kutu pikirku. Jam tanganku sudah menunjukan jam 3 kurang, aku merencanakan datang lebih awal agar tidak terlalu grogi, namun macetnya perjalanan membuatku kesal, aku tak sabar melihat di ujung jalan ada angkot yang mengetem sembarangan, tak henti-hentinya aku menyalakan klakson mobilku, dan yang lebih membuatku sangat kesal Direkturku menelfonku menanyakan surat masuk dari mitranya, dan meminta konsep dan lampiran-lampiran untuk surat balasannya. Tentu saja aku harus kembali ke kantor, namun aku sudah setengah perjalanan pikirku. Aku mencoba menghubungi raffi lewat ponselku
”Haloo rafii lo dimana?’
”kenapa emang, lo dimana?”
”gw masih dijalan kena macet nih, mana boss gw telfun suruh balik ke kantor lagi! Tapi gw dah minta izin sampe jam setengah 4, lo masih lama sampenya?’
”oh..gw masih lama, tapi kalo lo memang harus balik lagi ke kantor yawdah lo urusin dulu aja kerjaan lo!”
”yaelaah fi..gw dah hampir nyampe niiih...gw tunggu sana yah!”
”ok d...” Aku mencoba mencari jalan tikus ke tempat kita bertemu. Kulihat jam tanganku sudah menunjukan jam 3 lebih, sampai akhirnya Mall pvj terlihat akupun memasukan mobil ku ke basement. Aku berjalan dengan cepatnya menuju cafe olala, ketika sampai disana aku mencoba menghubungi raffi sambil mencari-cari seorang cowo yang sedang duduk sendiri, meskipun aku dapati seorang bapak-bapak.
”halo..,raffi lo dimana? Gw dah di olala nih..”
”iya gw bentar lagi nyampe sana..tunggu aja”
”jangan lebih dari jam stengah 4 yah?!”
”beress..tau-tau lo pingsan liat gw hahahhaha”
”aaahh..buruan!” aku pun mencari tempat duduk, tak henti-hentinya jemari ku menari diatas meja, pelayan disana sudah memperlihatkan mata penasaran karna yang baru aku pesan cuma segelas minuma yoghurt moca. Aku sangat kecewa tepat jam setengah 4 aku menunggu raffi tapi dia tak menghubungiku, aku pun terpaksa meninggalkan meja cafe, tiba-tiba ketika aku akan keluar dari cafe tersebut, aku menubruk seseorang
”maaf..” aku mencoba meminta maaf pada orang yang aku tabrak tadi, Aku bergegas pergi kearah basment dengan perasaan dongkol, kesal karena waktu aku hubungi raffi ponselnya tak aktif! Dalam perjalanan menuju kantor aku sempat menitikkan airmata, dan terus bertanya-tanya mengapa dia mempermainkanku, apa salahku pikirku. Sampai malam tiba aku teru smencoba menghubungi raffi tapi ponselnya selalu tak aktiv. Aku pun bersabar untuk tidak menghubungi dia dulu untuk semnetara waktu sampai dia yang menghubungiku duluan.
Tidurku yang pulas terganggu oleh suara ponsel ku, tanpa menoleh aku mencoba meraba-raba mencari ponsel yang berada disamping bantalku itu
”halo..” jawabku dengan suara parau
”ris...sorry...”aku begitu kaget ketika yang ku dengar adalah suara raffi, dan aku hanya terdiam
”riss...sorry..gw ngga ada niat buat ngerjain lo, tiba-tiba aja gw ada keeprluan dan ponsel gw Lowbat, gw lupa ngga bawa chargernya..pliss lo mau maafin gw kan?” selama aku mengenal dia aku tidak pernah mendengar suara dia yang lembut sambil memohon seperti ini
”ris..lo masih disitu kan? Lo mau kan maafin gw...” aku tak kuat membendung air mata ini
”gw tau gw salah riss..lo pasti kesel, terserah lo mau ngapa-ngapain gw deh..gw rela..tapi pliss lo mau kan maafin gw..yah plisss?”
”lo tegaa....” aku tiba-tiba saja berkata seperti itu, aku sudah tidak berfikir panjang lagi, yang ingin aku katakan akhirnya aku katakan, dengan suara parau aku mencoba menyembunyikan rasa kesal ku campur tangisan
”lo tega...kesempatan ini udah gw tunggu selama beberapa tahun...lama banget...lo tau gimana rasanya setelah tau lo membuang kesempatan itu?, kecewa.. hanya sekedar sosok lo yang pengen gw lihat, bukan tampang lo, bukan harta lo, bukan gaya lo, bukan status lo, gw cuma pengen tau seorang raffi, temen yang gw kenal itu seperti apa..ngga lebih...”
”rissa...maafin gw...”kudengar suara raffi semakin lembut untuk memohon permohonan maafnya. Tanpa ada kata-kata, kita berdua hanya terdiam, ponsel yang menghubungiku dengan raffi terus aktiv, sampai ngantuk menghampiriku dan aku tertidur pulas dengan ponsel ditanganku.
Untuk kedua kalinya Ponsel ku berbunyi, membangunkan tidurku yang pulas akupun mengangkatnya sambil terheran-heran karna ponsel sudah begitu saja ada ditanganku
”iya haloo..” jawabku
”pagi tuan putrii...sholat subuh sana” subuh-subuh raffi sudah membangunkan ku
”aahhhhkkk ga anaeh lu seneng banget gangguin gw!”
”hehehe tapi kan gw jadi tau lo nangis kaya gimana hahahaha suara parau lo sexy juga! hahaha”
            ”sialan lo! lo juga sih tega!!
            ”udah udah udah sholat subuh sana! Kan lo udah maafin gw…iyakan?!”
            ”yeee..siapa juga yang udah maafin lo, GR!”
            ”ciiee...yang ngarep pengen ketemu gw bertahun-tahun kecewanya ampe segitunyaa..” selintas aku teringat kejadian tadi malam, aku berubah malu
            ”aah berisik lo, ganggu terus! Yawdah gw sholat dulu..bye bye raffi jeleeek!”
            “eh eh tunggu” aku langsung mereject ponselku dan tak menghiraukannya. Pagi itu aku bertekad tidak akan bertemu dengan raffi selama hidupku ini, aku harus terus maju dengan semua cita-cita ku dan tidak akan pernah mengharapkan raffi karena aku tau cinta itu ngga harus memiliki. Dengan semangat yang penuh dan hari-hari yang biasa aku lalui berjalan seperti biasanya. Hubunganku dengan raffi pun selalu membuat hatiku naik turun, namu aku sudah mulai terbiasa dengan kejutan-kejutan yang bikin aku kesal menghadapi raffi. Suatu hari tiba-tiba saja seseorang menelfonku
            ”selamat pagi mba...” tanya orang tersebut
            ”iya pagi...”
            ”ini dengan mba rissa?” tanya seorang ibu yang cukup terdengar lembut sekali
            ”iya betul buu..dengan siapa saya bicara?”
            ”uummh..saya ibu Dewi, mungkin mba aneh karena belum mengenal saya, tapi bisa kita bertemu?” aku sangat heran sekali, kenapa ada seorang ibu ingin bertemu dneganku
            ”ummhh..kita bisa bertemu bu, tapi kalo boleh saya tau keperluannya apa ya?”
            ”ini mengenai anak saya, pasti mba juga ngga mengenalnya, jadi biar lebih jelas kira-kira kapan ya kita bisa bertemu, mba tenang saja gawsah takut..kita bisa bertemu tempatnya mba yang nentuin deh..”
            ”ummh..gitu yha, mungkin besok saya ada waktu luangnya bu..sekitar jam 4 sore di restoran Ayam Rinca di jalan Mohammad toha ya buu..”
            ”ooh..iya saya tau tempat itu..kalau begitu sampai jumpa besok ya mba, kalo mba masih curiga..mba boleh bawa temen-temen mba ko...”
            ”oh iya bu..smpai besok..”

            Aku dengan kedua temanku menunggu ibu yang kemarin menghubungiku
            ”mba rissa ya?’ sapa seorang ibu
            ”oh iya..ibu Dewi?” tanya ku
            ”iya..betull..boleh saya bergabung mba?”
            ”boleh boleh bu silahkan..” kedua temanku dengan insiatifnya memishkan diri dengan meja yang berbeda.
            ”jauh ya bu tempatnya?”
            ”ooh..engga ko mba..saya cukup satu kali naik biss kota..”
            ”ooh...bagaimana bu..maksud ibu mengajak saya untuk bertemu?’
            ”begini.mba rissa kenal sama raffi?” aku keheranan mengapa ibu menanyakan  soal raffi
            ”uummhh..sebenrnya saya..” belum aku selesai bicara ibu itu langsung memotong pembicaraan
            ”saya ibunya Anggita yaitu mantannya raffi? Kamu pernah dengar dari nak raffi?”
Spontan aku terlihat kaget, mengapa ibu yang ternyata adalah ibunya mantan kekasih raffi mencari ku, aku sempat marah tapi aku mencoba mengerti dan menanyakan alasannya
            ”saya tidak pernah mendengar soal anggita dari raffi bu, memangnya alasan apa yang membuat ibu menemui saya?”
            ”anak saya anggita saat ini sedang sakit, dia terus meminta saya untuk memanggil nak raffi, tapi setiap saya hubungi nak raffi tak pernah mau sekalipun mengangkatnya, menghubungi rumahnya pun di bilang dia sedang menginap di rumah kakanya, saya mencoba sms namun nampaknya dia tidak percaya, lalu saya bertemu dengan teman nak raffi yang memang dia mengetahui bahwa nak raffi sedang dekat dengan mba..saya kurang mengerti soal mengapa nak raffi dan anak saya putus, yang saya tau saat ini mba itu pacarnya nak raffi, jadi alasan saya mengajak mba untuk bertemu karena saya ingin meminta tolong  hubungi raffi agar dia mau datang kerumah sakit Immanuel, karena keadaan anggita saat ini cukup parah, sakit kemih yg dideritanya kambuh lagi, jadi mba rissa mau menolong sayakan? Saya mohon mba..”
            ”Bu..saya ikut sedih dengar apa yang anggita alami, tapi saya jelaskan disini, saya ini bukan pacarnya raffi, ketemu pun saya ngga pernah, selama saya kenal saya ngga pernah melihatnya...jadi kemungkinan raffi untuk bertemu dengan anak ibu saya yakin pasti bisa, saya juga yakin raffi belum bisa melupakan anggita..kalau begitu..boleh saya minta no kamar rawat anggita bu?’
            ”tentu saja boleh mba,...jadi mba itu bukan pacar nak raffi?’
            ”tentu saja bukan bu..saya ini Cuma temen lama nya saja...” aku mencoba emncari secarik kertas untuk menulis kamar rawat anggita.
            ”mba riss..baik sekali..saya ucapkan makasih ya mba..sekali lagi saya mohon, mba pasti bisa membuat raffi datang ke rumah sakit..’
            ”iya bu..insya Allah saya usahakan..” saat itu aku tersenyum..mencoba menenangkan ibu tadi yang mimik mukanya terlihat sedih. Dalam perjalanan pulang aku terus memikirkan bagaimana caranya aku bisa membuat raffi mau percaya dan datang ke rumah sakit anggita di rawat. Sampai akhirnya aku tau caranya, namun..aku sadar dengan mempertemukan mereka kembali aku akan kehilangan raffi kembali, tapi dari awal aku tau aku ngga mungkin memiliki raffi.
            ”eh raffi jelek..” panggil aku di telfon
            ”ape oncom..”
            ”besok gw mo ke puncak...”
            “asik benner lo..sama siapa?”
            ”sama temen-temen gw..”
            ”dalam rangka apa nih?”
            ”dalam rangka merayakan perpisahan kita! ”
            ”hahahahah memang dari dulu kan kita memang berpisah com! Kapan jadiannya!”
            ”lho...tapi kan ikatan bathin kita bersatu hehehe”
            ”yee..maunya..ati-ati ya lo disana!”
            ”siap boss!! Btw..uummhh..raffi..apa kabarnya mantan lo?”
            ”aaahhh..ngapain sih lo bahas itu?”
            “ya engaaa siih..Cuma kan kita mesti bersilaturahmi..pamali tau memutuskan tali silaturhami..”
            ”iya gw tauu..kan gw pernah bilang sama lo, sampai pada waktunya pasti gw ngehubungin die..aah..lo cemburu ya takut gw berhubungan lagi sama dia..hayoo..ngaku lo!!”
            ”iya gw cembru, cemburu takut lo diambil dari gw hahahahaha becanda ko..nyantei aja itu bukan jeritan hati ko hehehe” tiba-tiba saja tak ada respon dan tak terdengar suara raffi sedikitpun
            ”oooiii...” panggil aku
            ”sorry sorry tadi ada nenek gw manggil nyuruh makan! Sorry yaa..”
            ”iiihhhkk sialan berarti yang tadi gw omongin ngga lo denger???”
            ”memang lo ngomong apaan?’
            ”engga!! Ngga ada siaran ulang! Cape!!”
            ”ciieee..ngambeuk..sorry deh...”

            Malam ini aku harus siap dengan keputusanku ini, Semangat! Aku terus memotivasi diri selama perjalanan menuju rumah sakit immanuel dimana anggita dirawat.
            ” raffi...gw  kecelakaan” ucapku diujung ponselku
            ”hah? Hahahha mau nipu lo?”
            ”ngapain gw mesti nipu lo sih?!! Gw kena musibah!!!”
            “memang lo kenapa?”
            “iya tadi waktu mau pergi ke puncak tiba-tiba aja  ban belakang pecah dan gw nabrak mobil yang di depan gw, trus..sekrang  muka gw baret-baret...gw..takut bilang sama orang tua gw soal mobil gw yang ancur…gw takut raffi..”
            “hah?? Aneh deh..lo mah terlalu berlebihan, ko masih hidup siih???” aku tak kuat menahan tawa, karena acting bohong aku ini.
            ”aaah gw ngga percaya! Bilang aja lo pengen ketemu gw kan...?”
            ”raffi..lo tega..gw kena musibah masih lo anggap becanda?” setelah raffi  mendengar kata-kata tega dari ku tiba-tiba saja dia
            ”aah..yawdah di kamar berapa lo? Terus orang tua lo?”
            ”ya itu masalahnya gw takut...gw bingung harus mulai darimana bilang sama orang tua gw..”
            ”yawdah deh..itu lain lagi urusannya yang pentingkan lo selamat! Kamar berapa?”
            ”uumhh..di UGD tapi sekrang udah pindah ke kamar Anggrek no 11 A kamar VIP
            ”yawda tunggu gw yah..sekarang gw kesana!” akupun menutup ponsel ku dan tak kuat menahan air mata yang tak terbendung ini, aku membayangkan saat ini raffi akan bertemu denganku, tapi aku malah akan pergi dari sini, aku akan benar-benar kehilangan dia.
            ”mba..” seseorang menepuk pundakku, dan aku mencoba menghapus air mata ku
            ”ibu..”
            ”bagaimana sudah menghubungi nak raffi?”
            ”sudah bu..mungkin sebentar lagi dia akan datang..”
            ”terimakasih ya mba rissa..”
            ”iya sama-sama bu..uumhhh..kaalu begitu saya pamit bu,..”
            ”lho mau kemana?”
            ”saya ada urusan bu..”
            ”eh jangan dulu pulang..sini..ikut ibu..” tiba-tiba saja ibu itu menarik tanganku mengajak ke suatu kamar, dan betapa kagetnya ketika aku melihat bahwa ibu ini telah mengajakku ke kamar anggita berada
            ”lho..ibu..inikan..”
            ”iya ini kamar anggita dirawat...”
            ”tapi bu..saya harus pulang...”
            ”mba rissa..saya mengerti mba rissa selama berteman dengan nak raffi belum pernah bertemu lagi, dan saat ini adalah waktunya nak raffi melihat mba rissa yang mempunyai hati secantik wajahnya...” aku hanya terdiam tak bisa berkata apa-apa, ternyata ibu ini mengerti apa yang aku rasakan, tapi kalau aku terus berdiam diri disini berarti..aku akan...
            ”mba rissa..ini anak ibu anggita..” aku melihat seorang perempuan yang sangat cantik sekali, dengan wajah yang sangat pucat dia tertidur dengan pulasnya
            ”anggita memang cantik bu..seperti ibu..”
            ”mba rissa ini bisa aja....”
            ”ibu...saya yakin kalo anggita sudah bisa melihat raffi dia pasti akan terbangun dan sehat kembali, dan kita harus terus mendoakannya..”
            ”iya tentu saja semoga...” tiba-tiba saja aku penasaran dengan apa yang disimpan di bawah bantal anggita, aku mencoba mendekatinya terlihat sebuah foto, aku yakin itu foto seorang lelaki, pikirku itu pasti raffi, hati kecilku menyuruh aku untuk melihatnya, mungkin ini terakir kalinya aku bisa melihat raffi, tapi tiba-tiba saja terdengar seseorang membuka pintu kamar dengan pelan-pelan, akupun membalikkan tubuhku dan ku lihat seorang laki-laki yang selama ini aku tunggu..terlihat dia langsung mencoba memperhatikan orang yang sedang terbaring di tempat tidur
            ”anggita...” kata-kata yang keluar dari mulut raffi membuat hatiku sakit
            ”nak raffi..”sapa ibu dewi menghampirinya, raffi pun menengok ke arah bu dewi dan melihat aku disampingnya, terlihat raffi kaget dengan tatapan kecewa. Saat itu aku langsung pergi meninggalkan mereka, aku berlari ke arah mobilku berada dan tak hent-hentinya aku menangis, aku merasa kecewa mengapa aku bertemu raffi dengan keadaan seperti ini? Kenapa raffi tidak seperti biasanya, raffi yang selalu menghiburkan layaknya petasan selalu membuat aku senang tertawa, selama bertahun-tahun aku menunggu kesempatan ini dan yang aku dapat hanya seperti ini?

            Satu bulan kemudian, aku menganggap hubungannku dengan raffi hanyalah sebagian kisah yang harus aku lewati, semenjak kejadian itu, aku maupun raffi tidak pernah saling menghubungi lagi. Aku yakin raffi dan anggita sekarang bahagia, aku harus terus mengubur dalam-dalam perasaan ku pada rafi dan aku harus selalu melihat kedepan melanjutkan kehidupanku yang ada didepan mata.
            Sekali-kali aku mengenang kenangan raffi yang selalu menghiburkan lewat telfon,aku benar-benar merasa kehilangan dia dan aku hanya bisa tersenyum mengingat masa itu, lamunanku itu dikagetkan oleh ponsel ku
            ”halo..” jawabku
            ”mba arissa, saya bu dewi mba masih ingat saya kan?” aku menarik nafas dan membuangnya pelan-pelan
            ”iya ibu,,saya masih ingat, bagaimana kabarnya anggita?”
            ”Alhamdulillah dia baik...mba rissa ada yang harus saya sampaikan pada mba...?”
            ”aduuh..bu...saya ngga bisa, saat ini saya sibuk...”
            ”tapi ada amanah yang harus saya sampaikan, sebuah surat..”
            ”apa surat? Dari siapa?”
            ”dari nak raffi?” betapa kagetnya aku mendengar namanya lagi
            ”raffi? Kenapa dia memberi surat pada saya?’
            ”saya ngga tau..yang jelas dia meminta saya untuk memberinya pada mba rissa, mba berkenan menerimanya kan? Hari ini saya tunggu  di tempat dulu ya mba..sekitar jam 7 malam, bagimana mba bisa?’
            ”ummhhh...baiklah saya usahakan datang..”
            ”terima kasih mba...” aku bingung, mengapa raffi memberiku surat bukankah dia dan anggita sudah bahagia? Aku bingung antara apa harus datang atau tidak, tapi hati kecilku mengatakan aku harus datang sampai aku pun menyalakan mobil ke arah tempat restoran dimana aku dan bu dewi bertemu
            ”Ini mba...suratnya..”   
            ”terimakasih bu...uummhh..anggita ngga ikut bu?”
            ”tidak..dia kembali ke bali untuk bekerja...”
            ”oooh..lalu bagaimana..dengan...”
            ”mba rissa...saya ucapkan terima kasih banyak yah, mba harus mengorbankan perassaan mba demi anak saya anggita..”
            ”apa? Maksud ibu mengorbankan perasaan?’
            ”mba rissa...mungkin akan mnegrti dengan membaca surat dari nak raffi..”
            ”ooohh....”
            ”baiklah saya pamit ya mba rissa..saya harus ke rumah mertua saya”
            ”oh iya..bu silahkan..uummh..bu terima kasih..”
            ”saya yang harus mengucapkan terima kasih sama mba rissa..”
            ”iya sama-sama bu..” aku berjalan ke arah mobilku sambil membuka amplop yang berwarna biru itu, aku pun masuk ke dalam mobil dan kubaca surat itu
            ” Dalam hidup ini, gw pernah mengenal seorang perempuan yang bernama Arissa, pertma kali mengenalnya, tak sengaja gw telah menabraknya di keramaian suasana backstage, dan itu adalah awal gw berteman dengannya.
            Waktu telah membuatnya beranjak dwasa, Untuk kedua kalinya di dalam ruangan aula tepatnya di Unversitas Parahyangan gw bisa langsung mengenalnya, ketika namanya dipanggil oleh salah satu panitia disana, dan gw baru mengetahui bahwa nama lengkapnya adalah Arissa Aurel Zahra Mokodompit. Gw sangat senang bisa melihatnya lagi, dan terlebih lagi ketika dia ingin melihat gw, namun gw terlalu jahat untuk mempermainkannya bahwa dia tidak akan bisa mencari gw,dan itu adalah kejahatan gw yang pertama.
Untuk ketiga kalinya gw melihat dia adalah ketika gw sedang asik duduk di depan pintu menunggu mata kuliah, tiba-tiba saja seseorang membuka pintu dan Tuhan mengirimkan malaikat kecil ke pangkuan gw, gw shock..gw langsung tau bahwa malaikat kecil ini adalah arissa, Kejahatan gw kedua adalah tidak membawa ataupun mengangkat tubuh kecilnya itu ke Ruangan kesehatan, lalu tubuh malaikat itu diambilnya oleh seseorang untuk dibawa pulang. Gw selalu bertanya-tanya pada hati ini, mengapa ketika gw merasakan masalah besar dalam hidup gw, orang pertama yang gw inget selalu Lo..gw merasa lo bisa menjadi pendengar keluh kesah gw..dan mengapa Tuhan harus memberi jalan untuk menghubungi Lo? Apakah ini adalah pentunjukNya?
Untuk ke empat kalinya gw melihat dia adalah ketika dia sedang menunggu gw di cafe tempat dimana kita berjanji akan bertemu, entah kenapa Tuhan merampasnya lagi, dengan waktu yang sempit dia di panggil oleh direkturnya untuk kembali ke kantornya,  gw sadar gw bukan siapa-siapanya dia, gw ngga berhak untuk meminta waktunya, gw pun terpaksa berbohong, namun andai dia tau...bahwa orang yang ditabraknya ketika dia beranjak dari mejanya adalah gw..sementara gw hanya berdiam diri, semua itu membuat gw menyesal telah membuatnya menangis, suara paraunya telah membuat gw tenggelam akan jurangnya penyesalan,  itulah kejahatan gw yang ketiga.
            Untuk kelima kalinya gw melihat dia karena kejahatannya yang Pertama, selama bertahun-tahun kita menunggu kesempatan untuk ketemu, tapi kenapa harus dengan keadaan sperti ini lo melihat gw?? dan berlalu pulang tanpa mengucapkan sepatah kata pun, apakah lo tau itu membuat gw sakit..gw selalu menunggu saat-saat kita ketemu. Apakah lo pikir dengan bertemunya gw dengan anggita itu bisa membuat gw bahagia??
Lo tega riss...Kebahagiaan seseorang ngga bisa lo buat seeenaknya, Andai lo tau..gw ingin sekali melihat lo dalam keadaan yang gw harapkan dan ngga akan pernah mengulangi semua kejahatan gw, andai lo tau perasaan ini ingin.. gw ungkapkan ketika kita ketemu nanti. Dalam 3 Musim gw harus pergi ke Malaysia. Dalam satu tahun gw akan kembali,  dan ketika saat itu tiba gw akan memperkenalkan diri. Seperti yang pernah lo bilang, kalau kita punya benang merah, tanpa saling mengetahui diri kita masing-masing, gw yakin kita berdua pasti akan ketemu.”

            Selama aku membaca surat itu aku menangis, perasaan sedih, senang, kecewa, membuat jantung ini tak henti-hentinya berdetak, tak percaya dengan apa yang aku baca ini, kenyataan ini sangat di luar dugaan ku..aku memeluk surat itu dengan eratnya, aku tersenyum bahagia dan mencoba menyalakan mobilku.

            Satu setengah tahun telah berlalu dan selama itu aku tidak pernah mendengar suaranya,  bahkan wajahnya pun aku tak bisa membayanginya. Aku masih menungu keajaiban itu datang menghampiriku. Aku sempat pesimis hari itu tidak akan datang, pikirku mungkin dia sudah menemukan perempuan lain di negri jiran itu dan mungkin sudah saatnya aku menerima ajakan teman kantorku yang ingin mengajakku bertunangan. Hujan sore saat itu membuat sepatu higheels kesukaanku basah sampai kulit kakiku kaku merasakan dinginnya hujan, Payung yang berwarna pink toska itu melindungi ku dari percikan mobil yang sedang lewat di hadapanku, kutunggu sampai lampu lalu lintas berwarna hijau, tiba saatnya aku berjalan menyebrangi zebra cross, hati ini tiba-tiba saja berdegup kencang, apa yang aku rasakan ini tak seperti biasanya, aku terus berjalan ke ujung jalan namun entah kenapa ketika aku melewati seseorang aku penasaran, ingin sekali membalikkan tubuhku dan melihat siapa orang tersebut yang membuat hati ini berdetak kencang, meskipun lampu hijau sebntar lagi akan berubah merah aku mencoba memutarbalikkan tubuh ini, ketika aku berbalik tiba-tiba saja orang tersebut berjalan mendekati ku.. aku merasa dia seseorang yang selama ini ku tunggu, seketika  mulutku beku bukan karena dingiinya hujan, tetapi mulutku terkunci dengan sendirinya, aku terdiam seperti patung, orang tersebut semakin mendekati ku, aku yakin itu dia, aku yakin hati ku mengatakan itu dia, tidak salah lagi..,lalu tepat  dihadapanku kudengar orang tersebut berbicara dengan suara yang tidak asing ditelingaku ”Arissa...?” 

:. ihihiii...kalo baca Cerpen ini, suka ketawa2 sndiri.. malu-malu sendiri, sok sok penulis gituh :P