Total Tayangan Halaman

Kamis

Siraman Sebelum Menikah??

Oleh : Ustadz Kholid Syamhudi

Ustadz, saya bermaksud untuk konsultasi masalah hukum siraman sebelum nikah. Adapun pertanyaan saya adalah seputar siraman yang sering dilakukan sebelum pernikahan.
Di masyarakat, kita kita sering mendengar dan menyaksikan ( mungkin di tv atau melihat langsung ) acara siraman yang dilakukan oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu saat calon pengantin, baik putra meupun putri dimandikan, dengan memakai pakaian yang tidak menutup aurat, dan disaksikan banyak orang.

Dan yang saya tanyakan di sini adalah :
  1. Bagaiman hukum siraman?
  2. Maksud dan tujuan diadakannya acara siraman itu sendiri apa sebenarnya ? Apa urgensinya acara siraman itu ?
  3. Apakah RasulullahSAW pernah mempraktikkan kegiatan ini ?
Mohon penjelasannya. Terima kasih. ( Bpk Amin, Jakarta )

Jawaban :
Memang dewasa ini banyak ditampilkan dan dikembangkan budaya menyimpang dari ajaran Islam, baik di televisi, surat kabar atau media lainnya, dengan dalih budaya dan seni. Mulai yang berbentuk kesyirikan sampai kemaksiatan yang lebih kecil, mulai dari ruwatan sedekah laut samapi ruwatan kelahiran anak. Subhanallah !

Apalagi dalam pernikahan, sebab siapa yang tidak ingin mendapatkan keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah ? Semua berusaha maksimal untuk mendapatkannya sampai-sampai menggunakan tradisi yang bermacam-macam, di antaranya siraman dengan prosesi yang beraneka ragam. Hebatnya lagi, tradisi ini terkadang disandarkan kepada agama.
Biasanya siraman dimaksudkan sebagai ruwatan bagi mempelai. Ruwatan adalah upacra tolak bala, tradisi yang sangat bertentangan dengan akidah Islam. Hal itu dilakukan dengan harapan agar pengantin dapat mengarungi kehidupan rumah tangganya dengan selamat dan jauh dari malapetaka. Keyakinan ini memang sudah mengakar dalam keyakinan banyak orang Jawa, meskipun telah mengaku beragama Islam.

Dalam prosesi siraman ini terkadang ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi kedua pengantin, seperti harus dengan tujuh macam bunga, atau airnya diambil dari tujuh sumur dan lain-lainnya. Hal-hal seperti ini sangat berbahaya bagi keutuhan akidah seorang Muslim, bahkan bisa menjerumuskan ke dalam perbuatan syirik bila sampai diyakini ruwatan tersebut memberikan manfaat dan madharat. Misalnya dengan menyatakan,”Awas bila tidak menjalani prosesi ruwatan tersebut pasti sial atau tidak selamat rumah tangganya.”

Tentang prosesinya dengan membuka aurat di hadapan orang banyak, tentunya hal itu jelas dilarang. Jadi jelas, prosesi siraman tersebut bukan dari Islam, dan sangat dilarang dalam Islam, sebab yang dapat memberikan manfaat dan madharat hanyalah Allah, sebagaimana firman Allah SWT, Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara-hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS. Yunus [ 10 ] : 107 ).

Meyakini ruwatan seperti ini dapat menolak bala dan ke-mudharatan yang Allah timpakan, atau mendatangkan bala dan ke-mudharatan bila tidak dilaksanakan, merupakan perbuatan yang merusak akidah tauhid seseorang.

Perkara ini tidak pernah dilakukan Rasulullah SAW, para sahabatnya dan para tabi’in serta ulama-ulama Islam terdahulu. Sepengatahuan kami, ini hanya ada di Indonesia saja atau negara-negara yang masih mempertahankan tradisi dan ajaran paganisme.
Demikian juga amalan ini termasuk ke dalam sabda Rasulullah SAW, “ Siapa yang mengamalkan satu amalan yang tidak ada perintah kami maka tertolak.” ( Riwayat Muslim ).

Sedangkan tujuan acara tersebut sudah jelas untuk mencari barakah ( ngalap berkah ) dan menolak bencana yang belum terjadi ( tolak bala ), padahal dilarang meminta perlindungan kecuali hanya kepada Allah, dengan cara sesuai syariat islam.
Sayangnya, acara-acara seperti ini malah disebarkan dan dibesar-besarkan dengan propaganda melestarikan budaya dan tradisi nenek  moyang atau alasan yang  lainnya. Padahal semua itu mereka  lakukan  hanyalah  untuk  memenuhi  permintaan paranormal ( dukun ) sebagai persembahan kepada para jin dan setan.
Oleh karena itu hendaknya kaum Muslimin berhati-hati terhadap hal-hal seperti ini bila ingin menjaga akidah dan agamanya.
Mudah-mudahan Allah SWT menghilangkan semua tradisi buruk dan menyimpang drai Islam pada masyarakat Muslimin di daerah dan negeri ini.
Wallahu a’lam.

Sumber : Konsultasi Syariat , Nikah, Majalah Keluarga Islami, Volume 6 , No. 03, Juni 2007 / Jumadil Ula 1428


Pernah Ngalamin hal seperti di atas ga?

Seseorang ternyata pernah mengalaminya, panggil saja teman kita itu "Anti".
Kadang suatu keyakinan itu lebih sensitif, meskipun semua orang berkata A kalau hati kecil kita yakin B akan tetap sulit untuk diubahnya, jangan jauh-jauh deh..Keyakinan dalam beragama misalnya, udah jelas-jelas di atur dalam Islam ataupun Perundang-undangan bahwa sesorang bebas menganut/meyakini agamanya, soal dia salah menganut atau ngga nya, ya biarlah dia sendiri yg merasakan akibat baik dan buruknya, sebenernya pembahasan ini bukan ke arah soal keyakinan memilih Agama sih, tapi keyakinan bahwa tradisi “Siraman” sebelum nikah itu sudah jelas hukumnya tidak pernah ada di masa Nabi Muhammad SAW, teman kita “Anti” meyakini bahwa siraman itu sesuatu hal yg Mubazir,dan jauh dari nilai2 agama Islam, yesss.. memang itu hanya tradisi aja, tapi kan sejarahnya (kalo ga salah nih) bahwa siraman itu katanya biar begini..begitu, airnya harus air 7 mata air,dan pndapat2 lainnya yg klo menurut saya sih..takutnya itu jadi musyrik, yaa..apa salahnya sih menghindar dr hal2 yg ditakuti itu bisa mengakibatkan dosa :) .

Teman kita “Anti” beberapa minggu lagi akan melaksanakan pernikahan, dia sempat mengikuti “Bimbingan Jelang Nikah” di Daarut Tauhid Bandung, disana dia mendapatkan banyak sekali Ilmu sebagai persiapan untuk menikah.. Pada intinya bahwa kita Menikah itu untuk mendapatkan Ridho Allah Ta’ala bukan???.. agar pernikahannya kelak menjadi keluarga yang Sakinah, Mawadah dan Warohmah, siapa sih yg gamau Keluarganya kelak SAMAWA??. Untuk menjadi SAMAWA hendaknya persiapan menjelang suatu pernikahan itu dimulai dari hal-hal yg Allah sukai dan menjauhi yg hal-hal Allah tidak sukai. Sampai Akhirnya si “Anti” berkeyakinan bahwa kelak jika dia menikah tidak akan ada ritual Siraman,untuk menghindari hal-hal yang belum jelas tersbut. Namun apa yang terjadi, “Anti” dan calon suaminya sempat berdebat soal ini.. dan “Anti” keukeuh kumekeuh gamau ada siraman setelah proses sungkeman kelak, namun calon suaminya sedikit memaksa dan berpendapat bahwa siraman itu hanya tradisi semata, soal keyakinan bahwa siraman itu ada “sesuatunya” ya tergantung dari kitanya..yang penting kita tidak mengganggap bahwa siraman itu bisa mengakibatkan/menjadikan kita bakalan begini ato begitu (timbal balik), alasan kedua karena tradisi siraman itu sudah termasuk ke dalam Paket Wedding Organizer, dan katanya sayang kalau tidak dipakai, mubazir..semntara untuk mengadakan tradisi siraman aja terhitung Rp.xxxxxx, cukup besar dengan peralatan2 yang ada. jadi kalau tidak digunakan ya tidak mendapatkan momentnya juga.

Perdebatan memang kadang harus kita hindari, karena syetan akan terus membisikkan pada jiwa seseorang untuk selalu menganggap dirinya paling benar, apabila tidak ditunjang dengan ilmu Agama, sampai akhirnya “Anti” menghubungi ustad kenalannya yang kebetulan sebagai panitia di acara “Bimbingan Jelang Nikah tersebut” bahwa saat ini dirinya bingung dan sedang berdebat dengan calon suaminya mengenai langkah mana yang harus diambilnya, saat itu juga “Anti” menerima sms dari Ustad trsebut dan isinya “Padahal ngalah saja salah seorang..baru juga mau menikah sudah begitu..” untuk kesekian kalinya “Anti” menanyakan kembali apakah dirinya harus mengalah dan mengikuti keinginan calon suami, jawaban dari ustad pun terjawab “iya..mengalah saja..”. Hati “Anti” campur aduk antara sedih..karena janji nya pada Allah bahwa dia tidak akan melaksanakan ritual siraman itu akhirnya tidak ditepati juga, pikirnya..untuk menghindar perdebatan dengan calon suaminya, toh Allah lebih tau isi hati nya
.
Belum cukup dan tidak merasa puas “Anti” bertanya mengenai soal Siraman pada temannya yang kebetulan sebagai Operator Percikan Iman dan jawaban apa yang didapatnya membuatnya sedih.. pendapt orang tersebut yakni “ya betul harus ngalah,..tapi kalo ngalah nanti akan muncul "permintaan" ngalah selanjutnya? yang aku sayangkan adalah sang co,,,kalo memang itu keinginan keluarga..mustinya ia yg paling depan membela dirimu..” Jleb rasanya mengingat bahwa seharusnya komunikasi antara calon istri dan Suami harus selaras dan saling terbuka. Sampai Akhirnya “Anti” mengalah dan melakukan tradisi tersebut.

Heuuuum.. kalo gw jadi Miss Anti pasti akan Dilema jg antara keyakinan dan Janji pada Allah Atau dengan tuntutan dari sang calon suami, memang sih siraman itu hanya tradisi, tapi ga semua orang tau atau sadar bahwa siraman itu hanya tradisi semata, masih banyak yang menganggap bahwa siraman itu bila dilakukan akan begini begitu, menganggap semacam ritual..ya Wallohualam bishowab :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar